![]() |
||
Apabila merujuk pada literature tasawuf yang berasal dari timur tengah, ternyata masih ditemukan keragaman pola yang ditempuh untuk menentukan aliran-aliran tasawuf. Sebab terjadinya keragaman itu bermula dari perbadaan dasar pengklasifikasiannya yang mana salah satu cara adalah berdasarkan objek dansaaran dari tasawuf itu yang dapat dikelompokan menjadi tiga aliran induk, yaitu; tasawuf akhlaki yang lebih berorientasi etis, tasawuf amali yang lebih mengutamakan intensitas dan ekstensitas ibadah agar diperoleh penghayatan spiritual dalam beribadah, ketiga adalah tasawuf falsafi yang bermakna mistik metafisis. Apabila tasawuf diartikan sebagai upaya agar berada sedekat mungkin dengan Tuhan maka tasawuf dapat dibedakan berdasarkan “kedekatan atau “jarak” antara manusia dengan Tuhan. Maka munculah apa yang disebut tasawuf transenentalisme dan tasawuf union mistisisme. Aliran pertama masih memberikan garis pemisah atau pembeda antara manusia dan tuhan, sedangkan aliran kedua berpendapat bahwa garis pemisah itu dapat dihilangkan sehinnga manusia dapat manunggal dalam Tuhan karena ada kesamaan esensi antara keduannya. Tipe tasawuf ini kemudian disebut tasawuf sy’i dan tipe pertama disebut tasawuf sunni penggolongan ini di dasarkan kepada sumber atau landasan ajaran tasawuf itu. Apabila konsepnya telah dipandang menyimpang dari prinsip islam, maka dikelompokan kepada tasawuf sy’I sebaliknya apabila ajaran tasawuf itu masih berada dalam garis-garis islam maka disebit tasawuf sunni. Alternative ketiga dalam upaya pembidangan tasawuf dapat ditempuh melalui pendekatan geografis, yaitu melihat daerah asal munculnya tasawuf itu. Berdasarkan pendekatan ini, tasawuf dapat dicirikan kepada aliran khurosan aatu Apabila dibandingkan antara konsep-konsep tasawuf sunni dengan taswuf falsafati, ditemukan sejumlah kesamaan yang prinsipil disamping perbedaan-perbedaan yang sangat mendasar keduannya sama-sama mengakui ajarannya bersumber dari al qur’qn dan assunah serta sama-sama mengamalkan islam secara konsekuen , dalam proses perjalanan menuju arah yang dicapai, keduanya sama-sama berjalan pada prinsip-prinsip al maqomat dan al-ahwal. Perbedaan yang jelas diantara kedua aliran ini, nampaknya terletak pada tujuan”antara” yakni maqom tertinggi yang dapat dicapai oloeh seorang sufi. Sedangkan pada aspek tujuan akhirnya, keduannya sama-sama ingin memperoleh kebahagiaan hakiki, kebahagian yang bersifat spiritual. Yang dimaksud dengan tujuan “antara “ adalah terciptanya komunikasi langsung antara sufi dengan Tuhan dngan posisi seakan tiada jarak lagi antar keduannya. Dalam memberi makna terhadap posisi”dekat tanpa jarak” inilah terdapat perbedaan mendasar antara keduannya. Tasawuf sunni berpendapat, bahwa antar makhluk dengan kholik tetap ada jarak yang tak terjembatani sehinnga tidak mungkin tumbuh karena keduanya tidak seesensi . tasawuf falsafi dengan tegas mengatakan manusia seesensi dengan Tuhan karena manusia berasal dan tercipta dari esensi-Nya. Oleh karenannya keduanya dapat berpadu apabila kondisi untuk itu telah tercipta. |
|
|
![]() |