![]() |
||
Filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat dengan kata yunani, bahkan asalnya memang dari kata yunani. Kata yunaninya adalah philosophia. Dalam bahasa yunani kata philoshophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan Sophia, philo artinya cinta dalam arti luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu, Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian dan mendalam. Jadi, menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebajikan. Sedangkan pengertian filsafat dari segi definisinya dikemukakan oleh beberapa pengarang, sesuai dengan kondisi filsafat yang di tangkap oleh mereka: Poedjawijatna (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Hasbullah Bakry (1971:11) mengatakan bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang mendalami mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu Plato (427 SM-347 SM) seorang filusuf yunani yang termasyhur murid Socrates dari guru Aristoteles, mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli. Aristoteles (384 SM-322 SM) mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalam metafisika,logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika. Marcus Tullius Cicero (106 SM-43 SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agungdan usaha-usaha untk mencapainya. Al-Farabi (wafat 950 M) filusuf mulim terbesar sebelum Ibnu Sina, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Phytagoras, orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat, memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom. Menurut phytagoras, manusia yang paling tinggi nilainy adalah manusia pecinta kebijakan (lover of wisdom), sedangkan yang dimaksud olehnya dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang tuhan. Ia membagi kualitas manusia menjadi tiga tingkatan : lovers of wisdom, lovers of success, dan lovers of pleasure (Mayer, 1950:26). Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan yang menjadi pokok pangkal segala pengetahuan yang tercakup didalamnya empat persoalan: 1. apa yang anda ketahui? (jawabannya: Metafisika) 2. Apa yang seharusnya diketahui? (jawabannya: Etika) 3. Sampai dimana harapan kita? (jawabannya: Agama) 4. Apa itu manusia? (jawabannya: Antropologi) (Bakry, 1971:11) |
|
|
![]() |