Sokrates hidup pada tahun 469-399 SM. Ia menjadikan manusia sebagai sasaran pemikirannya yang ia selidiki, tapi bukan hanya Sokrartes saja, kaum Sofis pun juga. Sofisme adalah aliran suatu gerakan dalam bidang intelek. Sebelum abad ke-5, istilah Sofis itu berarti :sarjana, cendikiawan. Pada abad ke-4, sarjana dan cendikiawan bukan lagi disebut Sofis, tapi filosofos dan Sofis dikenakan kepada para guru yang berkeliling dari kota ke kota untuk mengajar. Tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut:

  • Protagoras (480-411 SM), filsafatnya adalah bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala sesuatu, bagi segala hal yang ada dan tidak ada.
  • Gorgias (480-380 SM), baginya tiada sesuatupun yang ada, seandainya ada sesuatu, sesuatu itu tidak dapat dikenal. Seandainya sesuatu itu dapat dikenal, pengetahuan itu tidak dapat disampaikan kepada orang lain.
  • Sokrates (469-399 SM), dalam pengajarannya ia menggunakan metode Ironi, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud untuk membingungkan orang-orang. Ajarannya yaitu sebagai berikut: jiwa manusia bukanlah nafasnya semata-mata, tapi asas hidup manusia dalam arti yang lebih mendalam. Jiwa itu adalah intisari manusia, hakekat manusia sebagai pribadi yang bertanggungjawab. Tentang Negara : Negara mempunyai tugas untuk mewujudkan kebahagiaan warga negaranya, membuat jiwa mereka sebaik mungkin.
  • Antisthenes, ia menaruhkan perhatiannya kepada etika. Manusia harus melepaskan diri dari segala sesuatu. Ia harus puas terhadap dirinya sendiri. Satu-satu asas hidup adalah bebas secara mutlak terhadap semua anggapan orang banyak dan hukum-hukum mereka.
  • Aristippos, ia mengemukakan bahwa satu-satunya tujuan perbuatan kita adalah kenikmatan (hedone).

Plato (427-347 SM), ia adalah murid Sokrates selama 8 tahun. Menurutnya bahwa jiwa dan tubuh dipandang sebagai 2 kenyataan yang harus dibeda-bedakan dan dipisahkan. Jiwa berada sendir, jiwa adalah sesuatu yang adikodrati yang berdsifat kekal dan tidak dapat mat. Jiwa manusia tebagi kepada 3 bagian:

·        Rasional yang dihubungkan dengan kebijaksanaan.

·        khendak/keberanian yang dihuhbungkan dengan kegagahan.

·        keinginan/nafsu yang dihubungkan dengan pengendalian.

Sedangkan tentang Negara, bahwa persoalan didalam Negara adalah keselamatan para orang yang diperintah, bukan keselamatan para orang yang memerintah. Menurut Plato, golongan-golongan didalam Negara yang ideal harus terdiri dari 3 bagian:

·        Golongan yang tertinggi: yang terdiri dari para memerintah. Plato menyebutnya para penjaga, yang sebaiknya terdiri dari para orang bijak (filusuf), yang mengetahui apa yang baik. Kebajikan golongan ini adalah kebijaksanaan.

·        Golongan pembantu : yaitu para prajurit, yang menjamin keamanan, ketaatan para warga Negara kepada pimpinan para penjaga. Kebajikan mereka adalah keberanian.

·        Golongan terendah : yang terdiri dari rakyat biasa, para petani dan tukang serta para pedagang yang harus menanggung hidup ekonomi Negara. Kebajikan mereka adalah pengendalian diri.

Aristoteles (384-322 SM), ia adalah murid Plato selama 20 tahun. Hasil karyanya ada 8, yaitu: logika, filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi dan akhirnya retorika dan poetika. Tapi ada juga orang yang membaginya menjadi 3 bagian :

·        Tahap di akademi, ketika itu ia masih setia pada gurunya,

  1. Tahap ia di Assos, ketika itu ia berbalik daripada Plato, mengritik ajaran Plato tentang idea-idea serta menentukan filsafatnya sendiri.
  2. Tahap ketika ia disekolah Athena, waktu ia berbalik dari berspekulasi kepenyelidikan empiris, mengindahkan yang kongkrit dan yang individual.

Penyimpulan adalah sesuatu penalaran, dengannya dari 2 pertimbangan dilahirkan pertimbangan yang ketiga, umpamanya: a) Manusia adalah fana b)Gayus adalah manusia. c) jadi Gayus adalah fana.

Demikian itu disebut Syllogisme (uraian penutup). Syillogisme terdiri dari 3 bagian: a) suatu dalil umum disebut mayor (manusia adalah fana). b) suatu dalil khusus disebut minor (Gayus adalah manusia). C) dan kesimpulannya (Gayus adalah fana).


HIDUP TANPA KOREKSI ADALAH HIDUP YANG TAK LAYAK TUK DIJALANI
 
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free